Antaralain guru sebagai sumber pengetahuan satu-satunya. Namun arahan di masa depan, guru menjadi fasilitator berbagai sumber pengetahuan. Selain itu, kondisi pembelajaran saat ini fokus kepada kegiatan tatap muka. Sementara di masa depan, pembelajaran sudah harus memanfaatkan teknologi.
mengajardi mana guru dituntut untuk menguasai teknologi dan melakukan pembelajaran dengan berbasis teknologi. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi guru sebagaimana diungkapkan oleh (Ridha, 2018) bahwa tantangan guru di era digital adalah memahami keunikan karakteristik dari siswa sebagai generasi digital.
Tantangannyasendiri hadir pada ketakutan mengubah kebiasaan cara lama. Beberapa pemikiran negatif seperti bagaimana nantinya kalau transformasi gagal atau transformasi digital bukan memudahkan tetapi malah menyulitkan akan sering muncul sebagai bentuk ketakutan akan perubahan. Biasanya kondisi semacam ini akan muncul di organisasi yang memang
Persiapanuntuk menghadapi tantangan era industri 4.0 dan society 5.0. Mengutip dari The e-Conomy Sea 2020 Indonesia merupakan pusat ekonomi digital terbesar di Asia tenggara. Era digital ini juga diwarnai dengan kehadiran profesi-profesi baru yang belum ada sebelumnya, seperti content creator, social media specialist, UI/UX designer dan
Mengawalitahun ajaran baru pada tahun 2022 pada satuan pendidikan dikejutkan dengan adanya program kebijakan Kurikulum Merdeka yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek).. Merujuk pada kondisi pandemic covid-19 yang terjadi pada tahun lalu yang telah menciptakan banyak hambatan pada proses pembelajaran di sector pendidikan Indonesia.
inimenjadikan kompetensi guru semakin rendah dan akan menghambat dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 Perkembangan teknologi di era Revolusi Industri 4.0 melahirkan tantangan baru. Tantangan di era ini adalah pengangguran sebagai akibat dari ketidakcukupan pengetahuan dan keterampilan, ketimpangan sosial ekonomi
Tantanganyang dihadap Pendidik Di Era Revolusi Industri 4.0 Pendidikan di era globalisasi saat ini menghadapi berbagai tantangan. (Qoerul Ahmad Tabiin, 2019).
Pertama tidak ada pengajaran tanpa pembelajaran. Seorang guru harus mampu melakukan riset, memiliki respek terhadap beragam pengetahuan siswa, kritis, memahami isu etik dan estetika, menjadi teladan, mau mengambil risiko, reflektif dan kritis, serta memiliki pemahaman tentang identitas kultural masyarakat sekitarnya.
Disana di nytatakan: Dalam hal guru tidak dapat memenuhi ketentuan dalam melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per-minggu berdasarkan struktur Kurikulum Merdeka, guru dapat diberikan: 1. tugas tambahan; dan/atau 2. tugas tambahan lain yang terkait dengan pendidikan di satuan pendidikan
CNzfU. rms39a4zwq.pages.dev/375rms39a4zwq.pages.dev/618rms39a4zwq.pages.dev/99rms39a4zwq.pages.dev/726rms39a4zwq.pages.dev/428rms39a4zwq.pages.dev/700rms39a4zwq.pages.dev/439rms39a4zwq.pages.dev/471rms39a4zwq.pages.dev/344rms39a4zwq.pages.dev/105rms39a4zwq.pages.dev/614rms39a4zwq.pages.dev/444rms39a4zwq.pages.dev/631rms39a4zwq.pages.dev/472rms39a4zwq.pages.dev/739
tantangan guru di era digital dan solusinya